BELAJAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN SERTA
KOTRIBUSINYA DALAM PEMBELAJARAN
Makalah
Dipresentasikan dalam Diskusi Online
Mata Kuliah Media dan Sumber Belajar
Dosen Pengampu:
Dr. Rosdiana, M. Pd. I
Disusun oleh:
Kelompok II
Masyiqah Amaliyah (20100119036)
Andi Masyita Rokayya (20100119037)
A.Kurnia Ahmad (20100119038)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM B/2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa
karena hanya dengan ridho dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Belajar Dan Strategi Pembelajaran Serta Kotribusinya Dalam Pembelajaran”. Shalawat serta salam tak lupa pila kita haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk sempurnanya makalah ini kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bernilai ibadah dan memberikan manfaat maupun inpirasi bagi para pembaca.
Makassar, 17 September 2020
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perspektif Belajar........................................................................... 3
B. Strategi Pembelajaran.................................................................. .. 5
C. Istilah-Istilah Strategi Pembelajaran............................................ .. 8
D. Kontribusi Strategi dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran..... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kreatifitasnya. Keberhasilan dalam bidang pendidikan sangat ditentukan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien maka diperlukan metode pembelajaran yang memudahkan peserta didik belajar.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Maka, untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk memahami dengan jelas jalannya suatu konsep pembelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Di samping itu, guru dituntut untuk mampu memanfaatkan dan menggunakan media pembelajaran dengan tepat karena dapat menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan media sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Terlebih lagi di era sekarang ini, media pembelajaran hampir tidak dapat dipisahkan dalam setiap proses belajar mengajar Hal ini disebabkan karena mudahnya ketersediaan media pembelajaran yang berbanding lurus dengan kegunaan media pembelajaran itu sendiri.
Oleh karena itu, makalah ini mencoba membahas mengenai “Belajar dan Strategi Pembelajaran Serta Kontribusinya Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Perspektif dalam Belajar?
2. Bagaimana Strategi Pembelajaran?
3. Apa saja Istiah-Istilah Strategi Pembelajaran?
4. Bagaimana Kontribusi Strategi dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mempelajari dan memahami Perspektif dalam Belajar
2. Untuk mempelajari dan memahami Strategi Pembelajaran
3. Untuk mempelajari dan memahami Istiah-Istilah Strategi Pembelajaran
4. Untuk mempelajari dan memahami Kontribusi Strategi dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Belajar
Secara umum, perspektif dimaknai sebagai cara memandang sesuatu (Lever-Duffy, McDonald, & Mizell, 2015). Adapun makna perspektif dalam kaitannya dengan belajar merupakan cara pandang belajar berdasarkan paham, keyakinan, dan sudut pandang.
Belajar dapat dijelaskan secara umum dan khusus berdasarkan perspektif masing-masing ilmuan. Secara umum, belajar dipahami sebagai persisting change in capability resulting from the learner’s experience and interaction with the world (Driscoll & Driscoll, 2005: 11). Belajar dalam hal ini dianggap sebagai perubahan kemampuan yang dihasilkan dari pengalaman dan interaksi dengan dunia. Menurut Gagne, Wager, Golas, Keller, & Russell (2005:2) learning is a change in human disposition or capability that persists over a period of time and is not simply ascribable to processes of growth. Maksudnya belajar merupakan perubahan dalam watak atau kemampuan manusia yang bertahan selama periode waktu dan bukan dipandang sebagai perubahan dalam proses pertumbuhan fisik. Dengan demikian, belajar merupakan perubahan kemampuan manusia yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan internal yang mencakup pengetahuan, sikap, mental, dan keterampilan.
Untuk membahas secara rinci tentang belajar, di bawah ini terdapat tiga pandangan belajar yang dilihat dari tiga perspektif, yaitu behavioris, kognitivis, dan konstruktivis.[1]
1. Perspektif Behavioris
Dalam pandangan behavioris, belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon (Gredler, 2009). Definisi ini menekankan pada perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara pendidik sebagai pemberi stimulus dan peserta didik sebagai perespon tindakan stimulus yang diberikan. Menurut kaum behavioris, belajar digambarkan sebagai suatu perubahan dalam probabilitas bahwa seseorang akan berperilaku
dengan cara yang khusus pada situasi yang khusus pula (Newby, Stepich, Russell, & Lehman, 2011: 27). proses belajar dari perspektif behavioris dapat dijelaskan melalui model A B C seperti: lingkungan menyajikan pendahuluan atau antecedent (A) yang mendorong perilaku (B) yang diikuti dengan konsekuensi (C), kemudian menunjukkan apakah perilaku akan berubah lagi. Belajar terjadi jika peserta didik berperilaku konsisten sesuai dengan cara yang diinginkan dalam merespon lingkungan (pendahuluan).
2. Perspektif Kognitivis
Sebagai akibat dari beberapa keterbatasan perspektif yang dikembangkan oleh kaum behavioris, perspektif belajar kognitif justru memberikan tanggapan langsung bahwa belajar bukan hanya dapat diamati melalui perubahan perilaku, melainkan juga perubahan struktur mental internal seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk menunjukkan perubahan perilaku (Porcaro, 2011). Struktur mental yang dimaksud mencakup pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan, dan mekanisme lainnya dalam otak manusia.Perspektif kognitif memandang proses belajar sebagai suatu bentuk pengaktifan memori. Memori dipandang bukan hanya sekadar menerima informasi, melainkan juga mensitesis, mengorganisasi, dan mengintegrasikan (teori medan) dengan pengetahuan yang telah tersimpan di dalam memori agar menjadi skema atau kebiasaan (teori skema). Proses belajar dalam perspektif kognitif melibatkan tiga proses; perhatian, pengodean, dan pemanggilan kembali informasi (teori proses kognisi) (Simon, 1978).
3. Perspektif Konstruktivis
Jika perspektif behavioris memandang belajar sebagai perubahan perilaku yang dapat diamati dan perspektif kognitif memberi penekanan pada perubahan proses mental, maka perspektif konstruktivis mendefinisikan belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh peserta didik berdasarkan pengalaman yang telah dilalui. Artinya, belajar bukan hanya diperoleh melalui hubungan antara peserta didik dengan pendidik atau hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik, melainkan lebih dari itu, yakni dapat pula dilakukan dengan mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman belajar dengan pendidik, peserta didik, dan berbagai sumber belajar lainnya (Eggen & Kauchak, 2007). Perspektif konstruktivis mengutamakan keaktifan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksi dengan dunia nyata atau pengalaman belajar yang difasilitasi oleh pendidik.
B. Strategi pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Mc. Leod mengatakan bahwa secara harfiah dalam bahasa Inggris kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan strategem yakni siasat atau rencana.[2] Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan Seorang yang berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas.[3]
Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particularreducational goal (J. R. David, 1976). Artinya sebuah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[4] Adapun pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.[5]
Jadi, secara umum strategi pembelajaran adalah suatu rencana dan cara mengajar yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan telah digariskan. Strategi pembelajaran juga bisa diartikan sebagai serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.[6]
Strategi pembelajaran memiliki beberapa kegunaan dan manfaat di antaranya adalah siswa terlayani kebutuhannya mengenai belajar cara berfikir dengan lebih baik. Selain itu, adanya strategi pembelajaran juga turut membantu guru agar memiliki gambaran bagaimana cara membantu siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan, motivasi untuk belajar, keadaan latar belakang sosio budaya d
an tingkat ekonominya.[7]
2. Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran aktualisasinya berwujud serangkaian dari keseluruhan tindakan strategis guru dalam rangka mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Efektifitas Strategi dapat diukur dari tingginya kuantitas dan kualitas hasil belajar yang dicapai anak. Sedangkan efisien dalam arti penggunaan Strategi yang dimaksud sesuai dengan waktu, fasilitas, maupun kemampuan yang tersedia. Secara singkat, menurut Slameto strategi pembelajaran mencakup8 unsur perencanaan tentang:[8]
a. Komponen sistem yaitu guru/dosen, siswa/mahasiswa baikdalam ikatan kelas, kelompok maupun perorangan yang akan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar telah disiapkan,
b. Jadwal pelaksanaan , format dan lama kegiatan telah disiapkan,
c. Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah diidentifikasikan,
d. Materi/bahan belajar, alat pelajarandan alat bantu mengajar yang disiapkan dan diatur,
e. Masukan dan karakteristik siswa yang telah diidentifikasikan,
f. Bahan pengait yang telah direncanakan,
g. Metode dan teknik penyajian telah dipilih, misalnya ceramah, diskusi dan lain sebagainya, dan
h. Media yang akan digunakan.
3. Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Berikut, macam-macam strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar, antara lain adalah sebagai berikut ini.[9]
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. pembelajaran inquiry ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning (Ctl)
Strategi pembelajaran kontekstual CTLadalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
g. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
C. Istilah-Istilah dalam Strategi Pembelajaran
Berikut, beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran.[10]
1. Pendekatan (Approach)
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
2. Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimpelementasikan strategi pembelajaran.
a. Metode Ceramah,
Metode Ceramah, adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
b. Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
d. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
e. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
f. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
g. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
h. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
i. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
j. Metode Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
3. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
4. Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.[11]
D. Kontribusi Strategi dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran
Kontribusi dalam bahasa Inggris yaitu contribute, contribution, yang artinya keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efesiensi dan efektivitas hidupnya. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.[12]
Dalam memanfaatkan sebuah media pembelajaran diperlukan sebuah strategi yang tepat agar pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan mencapai tujuan yang diinginkan. Secara teknis strategi dalam memanfaatkan media pembelajaran dibagi menjadi tiga tahapan yaitu; [13]
a. Persiapan sebelum menggunakan media,
b. Tahap penggunaan media dan
c. Kegiatan tindak lanjut setelah penggunaan media.
Yang harus diperhatikan oleh seorang pengajar sebelum menggunakan media adalah:
1) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran. Maksud menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran di sini adalah peserta didik itu sendiri, apakah mereka peserta didik sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka[14]
2) Langkah kedua yaitu menentukan, menyatakan, atau merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan media. Tujuan yang dicapai yaitu perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) apa yang diharapkan peserta didik miliki dan kuasai setelah proses belajar mengajar selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar.[15]
3) Mengetahui kurikulum sekolah atau bidang studi dan seberapa jauh kaitannya dengan media. Memahami kurikulum bukan hanya materi atau isi dari buku ajar, namun kurikulum mencakup semua unsur-unsur yang ada di dalamnya yaitu; tujuan, isi, metode dan evaluasi. Semua itu harus diketahui dengan baik oleh guru penggna media agar tepat dalam menggunakan media dan menghasilkan dampak pembelajaran yang baik.[16]
4) Merancang, memodifikasi, dan mengembangkan materi dan metode yang tepat, memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu dan biaya. Selain itu perlu diperhatikan pula apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat peserta didik, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berpartisipasi, telah terbukti efektif, dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau kegiatan follow up.[17]
5) Dan terakhir melakukan uji coba terhadap media sebelum digunakan. melakukan percobaan sebelum menggunakan media. Ada beberapa alasan yang mendasari percobaan media terlebih dahulu sebelum menggunakannya, yaitu agar dapat menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk menampilkan media dan menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya film yang ditayangkan ternyata bukan film yang dimaksud / media tidak bisa dioperasikan atau petunjuk penggunaan media tidak sesuai dengan isinya, yang apabila itu terjadi dapat menyulitkan guru dan menimbulkan kekacauan dalam kelas.[18]
Tahapan kedua, yaitu penggunaan media dalam pembelajaran seorang guru harus bisa mengkondisikan kelas yang akan diajar, menyiapkan semua penataan yang terkait media, menyiapkan psikologi peserta didik untuk menerima pembelajaran dengan menggunakan media, menjaga suasana kelas dari bermacam gangguan, dan semaksimal mungkin memacu peserta didik untuk aktif. Di samping itu itu perlu juga kiranya bagi seorang guru untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran dilaksanakan untuk bahan evaluasi.[19]
Tahapan Ketiga, yaitut tes atau latihan agar kita dapat mengatahui seberapa tingkat keberhasilan pembelajaran kita dengan menggunakan media. Tak lupa, kita beri kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan respon/tanggapan terhadap penggunaan media. Sudah efektifkah pembelajaran tersebut dengan menggunakan media yang telah dipakai. Dari itu guru lalu mencoba untuk terus melakukan perbaikan dari berbagai segi, dan juga melakukan perawatan untuk media tertentu yang sifatnya permanen.[20]
Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya, bagaimana suatu film diperkenalkan atau “ditindak lanjuti” dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam memanfaatkan media untuk proses pembelajaran adalah sebagai berikut: [21]
1) Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
2) Media pembelajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar
3) Media pembelajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar
4) Media pembelajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa
5) Media pembelajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Adapun menurut Kemp and Dayton menyebutkan bahwa kontribusi media pembelajaran antara lain adalah:[22]
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8) Peran guru berubah kearah yang positif
Terlihat dari kontribusi media pembelajaran yang telah disebutkan diatas bahwa media pembelajaran sangat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran bahkan dapat menggantikan peran guru untuk sementara sehingga guru dapat fokus memperhatikan hal lain sehingga kualitas pembelajaran tentunya dapat meningkat.
Kemudahan dan besarnya kontribusi yang diberikan media pembelajaran terhadap proses belajar mengajar membuat penggunaan media pembelajaran sangat diminati oleh guru. Namun dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya tetap diperhatikan berbagai aspek terutama ketika perencanaan pemilihan hingga penggunaan media pembelajaran. Jangan sampai media pembelajaran justru membebani pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. [23]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perspektif belajar terbagi menjadi tiga: behavioris, kognitivis, dan konstruktivis. Perspektif behavioris menekankan hasil belajar terbentuk dari adanya interaksi stimulus dan respon; perspektif kognitif memberi penekanan pada perubahan proses mental, sedangkan perspektif konstruktivis mendefinisikan belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh peserta didik berdasarkan pengalaman yang telah dilalui.
2. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana dan cara mengajar yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan telah digariskan. Strategi-strateginya tersebut mencakup; Strategi pembelajaran Ekspositori, Strategi pembelajaran Inquiry, Strategi pembelajaran Berbasis Masalah, Strategi pembelajaran Kooperatif, Strategi pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir, Strategi pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning (Ctl), dan Strategi pembelajaran Afektif
3. Ada beberapa istilah dalam pembelajaran yang sulit dibedakan tapi saling berkorelasi satu sama lain, yaitu; Strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan dengan berbagai metode pembelajaran. Dan dengan metode pembelajaran guru tersebut dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan, dan penggunaan teknik tersebut setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
4. Kontribusi strategi dalam memanfaatkan media pembelajaran dibagi menjadi tiga tahapan yaitu; 1) persiapan sebelum menggunakan media, 2) kegiatan saat menggunakan media dan 3) kegiatan tindak lanjut setelah penggunaan media.
B. SARAN
Kami berharap setelah mempelajari dan memahami makalah ini, para mahasiswa maupun pembaca dapat menambah wawasan keilmuannya terkait mata kuliah “Media dan Sumber Belajar” serta lebih memperluas wawasannya lagi dengan membaca dari berbagai sumber referensi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ramli. 2016. Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran , Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1.
Ahira, Anne. 2012. Terminologi Kosa Kata, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Asrori, Mohammad. Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran, MADRASAH Vol. 5, No. 2, Januari – Juni 2013.
Basiruddin, Asnawir M., 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press
Dasopang, Aprida Pane Muhammad Darwis, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 03 No. 2 Desember 2017.
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hamid Dkk, Abdul. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode Strategi dan Media, Malang: UIN Malang Press.
https://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/media-pembelajaran/kontribusi-media pembelajaran.html (17 September 2020)
https://www.slideshare.net/rinapia/pengertian-strategi-pembelajaran-lengkap (17 September 2020)
https://www.zonareferensi.com/pengertian-strategi-pembelajaran/ (17 September 2020)
Rudi, Susilana dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.
S. Sirate, Sitti Fatimah dan Muhammad Yaumi. Perspektif Belajar Sebagai Landasan Psikologis Dalam Pengembangan Media Dan Teknologi Pembelajaran, LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 20 N 100 O. 1 JUNI 2017.
[1]Sitti Fatimah S. Sirate dan Muhammad Yaumi, Perspektif Belajar Sebagai Landasan Psikologis Dalam Pengembangan Media Dan Teknologi Pembelajaran, LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 20 N 100 O. 1 JUNI 2017: h. 99-106
[2]Mohammad Asrori,. Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran, MADRASAH Vol. 5, No. 2, Januari – Juni 2013, h. 168
[3]Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1 Cetakan ke 12 (Jakarta ; Prenadamedia, 2016), hal.125.
[4]Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 3
[5]Aprida Pane Muhammad Darwis Dasopang, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 03 No. 2 Desember 2017, h.334
[6]https://www.zonareferensi.com/pengertian-strategi-pembelajaran/ (17 September 2020)
[7]https://www.kompasiana.com/yasiralifah/573eedccc223bdc808544d66/strategi-pembelajaran?page=all#section11 (17 September 2020)
[8]Mohammad Asrori - Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Strategi , Vol. 5, No. 2, Januari – Juni 2013, h.172
[9] https://www.slideshare.net/rinapia/pengertian-strategi-pembelajaran-lengkap (17 September 2020)
[10]https://www.kompasiana.com/yasiralifah/573eedccc223bdc808544d66/strategi-pembelajaran?page=all#section11
[11]Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, h.4.
[12]Anne Ahira, Terminologi Kosa Kata, (Jakarta: Bumi Aksara 2012), Cet.I, h. 77
[13]Wildan Nafi’i, Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran, El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama, 2015, h. 43
[14]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2009), h. 68.
[15]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 68.
[16]Abdul Hamid Dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode Strategi dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 183.
[17]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 68.
[18]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 68.
[19]Wildan Nafi’i, Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran, h.43-44
[20]Wildan Nafi’i, Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran, h.44
[21] http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/strategi-pemanfaatan-media-dalam_08.html (22 September 2020)